~Far from home but close to the heart~

Anak mondok, artinya dia tidak akan pulang sebelum libur semester tiba.

Bayangkan rasanya, anak yang biasanya tiap hari wira wiri dirumah, teriak teriak, ndusel ndusel, berantem sama adiknya tau tau tidak di rumah dalam waktu yang lama. Sepi pasti, terasa ada yang hilang di rumah.

Seminggu pertama adalah hari hari paling berat bagi emak (bapak dan keluarga) santri. Masuk rumah lihat sepeda yang biasa dipakai ananda duduk manis di garasi, air mata tak bisa diajak kompromi. Berderai derai sesukanya tak bisa berhenti.

Masih terisak isak sambil mengelap ingus yang ikut berpartisipasi, berjalan memasuki rumah disuguhi pemandangan foto keluarga yang terpampang besar di dinding. Entah kenapa, foto yang hari-hari sebelumnya menyenangkan saat dipandang tiba-tiba menjadi sangat menyedihkan dan membuat isak tangis itu semakin kencang. Seperti anak kecil yang kehilangan permennya, huuu..huu..huu... begitu, karena hiks..hiks..hiks sudah sangat mainstream haha...

Belum lagi pas menengok kamar ananda, bekas bajunya yang semalam dipakai, gelas kesukaannya, makanan favoritnya. Duh, seminggu yang penuh derai air mata.

Itu minggu pertama...

Apa yang harus dilakukan??

Cuman satu, didoakan Moms. Apalagi yang bisa kita lakukan selain itu, bahkan telpon saja dibatasi hari dan waktu padahal rindu sesukanya mengisi hati (eaaa...)

Suami saya, tiap kali saya menangis kangen anak yang sedang mondok beliau selalu mengatakan "Ayo didungakne anak e. Semoga dia kerasan, lancar mondoknya, lancar hafalannya, manfaat ilmunya dunia akhirat dan dijauhkan dari segala marabahaya..." masih panjang lagi doanya, saya amin amin saja. Di doa doa awal yang dilantunkan suami saya masih bisa bilang amin baik-baik, lama lama amin saya sambil tersedu sedan menjadi lucu kalau terdengar dan akan diam saat sudah dipeluk (modus 😉). Biasa, ibu-ibu banyak bapernya. Hehehe...

Manusia adalah makhluk yang paling adaptif, di minggu kedua hati sudah mulai tenang. Tidak lagi nangis sama sepeda, atau menangisi jejeran hotwheals dirak mainan kamar anak. Rindu menggebu masih, tapi hati sudah mulai bisa mengendalikan air mata, mereka sudah mulai berteman 🤣. Sehingga sudah bisa duduk manis berdoa dengan tenang.

Hari-hari selanjutnya menjadi aman terkendali dengan doa emak dan doa santri yang bergema dilangit. Sehingga sejauh apapun jarak anak santri dengan rumah hati emak dan dia tetap terpaut dalam doa.

Jauh dari rumah tapi dekat dihati, saling memeluk dalam doa.

#walisantri #sharing