~Teman Perjalanan~
⠀
Setiap hari menembus pagi ke arah timur kota sejauh lima belas kilometer, saya disuguhi pemandangan pedesaan yang indah. Hamparan sawah hijau dan kebun tebu yang luas disepanjang jalan.
⠀
Anak-anak berangkat sekolah mengayuh sepeda angin, bercanda riang gembira, tanpa beban. Di kanan kiri jalan saya bertemu Ibu-ibu berjarit menggendong bakul dari anyaman bambu (rinjing, orang jawa menyebutnya) berjalan kaki pulang dari pasar. Bapak petani yang siap dengan cangkul di pundak dan menjinjing teko berisi kopi ditangan kanan.⠀
⠀
Tak jarang di depan kendaraan saya para peternak yang membonceng rumput di jok belakang motor mereka. Atau pedagang sayur dan buah yang berangkat ke pasar grosir di kota.⠀
⠀
Senyum ketulusan senantiasa tersungging di wajah-wajah mereka. Damai, bahagia...
Senyum tulus mereka adalah sebuah wujud syukur, yakni rasa yang membuat hati tenang sebab ini adalah tentang kecukupan. Merasa cukup dengan apa yang dimiliki, merasa puas dengan apa yang dijalani.
Syukur adalah sebuah pengakuan bahwa segala yang dimiliki merupakan pemberian dari Allah yang Maha Kaya. Mengakui bahwa diri ini lemah tak berdaya tanpa pertolongan Allah.
Sungguh pemandangan yang membuat diri menjadi malu sebab terkadang lupa caranya bersyukur. Masih punya banyak "Tapi" dalam menjalani hari. Selalu ada "alasan pembenaran" untuk tidak melakukan kebaikan.
Dari teman-teman perjalanan inilah, hati senantiasa memuji kebesaran Allah, belajar bersyukur dengan sederhana..
Setiap hari menembus pagi ke arah timur kota sejauh lima belas kilometer, saya disuguhi pemandangan pedesaan yang indah. Hamparan sawah hijau dan kebun tebu yang luas disepanjang jalan.
⠀
Anak-anak berangkat sekolah mengayuh sepeda angin, bercanda riang gembira, tanpa beban. Di kanan kiri jalan saya bertemu Ibu-ibu berjarit menggendong bakul dari anyaman bambu (rinjing, orang jawa menyebutnya) berjalan kaki pulang dari pasar. Bapak petani yang siap dengan cangkul di pundak dan menjinjing teko berisi kopi ditangan kanan.⠀
⠀
Tak jarang di depan kendaraan saya para peternak yang membonceng rumput di jok belakang motor mereka. Atau pedagang sayur dan buah yang berangkat ke pasar grosir di kota.⠀
⠀
Senyum ketulusan senantiasa tersungging di wajah-wajah mereka. Damai, bahagia...
Senyum tulus mereka adalah sebuah wujud syukur, yakni rasa yang membuat hati tenang sebab ini adalah tentang kecukupan. Merasa cukup dengan apa yang dimiliki, merasa puas dengan apa yang dijalani.
Syukur adalah sebuah pengakuan bahwa segala yang dimiliki merupakan pemberian dari Allah yang Maha Kaya. Mengakui bahwa diri ini lemah tak berdaya tanpa pertolongan Allah.
Sungguh pemandangan yang membuat diri menjadi malu sebab terkadang lupa caranya bersyukur. Masih punya banyak "Tapi" dalam menjalani hari. Selalu ada "alasan pembenaran" untuk tidak melakukan kebaikan.
Dari teman-teman perjalanan inilah, hati senantiasa memuji kebesaran Allah, belajar bersyukur dengan sederhana..
Komentar
Posting Komentar