~RIDHO~
Pemuda itu sudah kerasan di jogja. Menyelesaikan sekolah menengah di sana dia lantas mendaftar ke perguruan tinggi negeri impiannya dan diterima.⠀
⠀
Ia bawa kabar bahagia itu kepada ibunda di Jawa Timur. Dengan penuh semangat dikatakan bahwa ia telah diterima di universitas negeri bonafid di Indonesia, tinggal daftar ulang dan dia akan menjadi mahasiswa. Kepada sang ibu ia berjanji akan mencari beasiswa agar tidak memberatkan beban keluarga.⠀
⠀
Jauh diujung telepon, ibu pemuda itu mendengarkan sambil menangis dalam diam. Tak tega rasanya meminta sang anak pulang, anak yang paling penurut, yang tak pernah menuntut apapun sampai dewasa.⠀
⠀
Tapi rasanya tak mungkin untuk membiayai kuliah di jogja. Wanita itu mungkin mampu membayar biaya SPP, tapi sang anak juga butuh kamar kost, makan, buku, komputer dan biaya lain-lain. Sementara masih ada tiga anak lagi di rumah yang butuh biaya sekolah. Waktu itu usaha suaminya masih belum stabil.⠀
⠀
Maka dengan mata basah dan suara lemah ia berkata "pulanglah le, kuliah saja disini. Ibu sudah rindu padamu".⠀
⠀
Pemuda itu terdiam sesaat, tak selang beberapa detik tanpa tapi ia menyetujui titah ibunda. "Iya bu. Aku akan pulang dan kuliah disana".⠀
⠀
Pemuda kurus itu meninggalkan Jogja dan meletakkan semua asa yang sudah digenggaman dengan keyakinan penuh bahwa patuh pada Ibunda adalah bakti tertinggi seorang anak dan Allahlah yang akan menjamin masa depannya.
⠀
Pulang artinya semua perguruan tinggi negeri sudah tutup. Swasta adalah satu-satunya pilihan dengan jurusan yang biayanya paling murah. Yang penting kuliah, itu saja yang ada dalam benaknya.⠀
⠀
Bertahun kemudian hidup pemuda ini sungguh ajaib. Ketika ia belum lulus kuliah, sebuah perusahaan listrik nasional sudah merekrutnya. Karirnya bagus, kehidupannya bahagia. Sebuah pencapaian yang ia yakini berawal dari ridho ibunya.⠀
⠀
Bukankah ridho Allah terletak pada ridho orang tua dan murka Allah berdasar kemurkaan orangtua??
⠀
Ia bawa kabar bahagia itu kepada ibunda di Jawa Timur. Dengan penuh semangat dikatakan bahwa ia telah diterima di universitas negeri bonafid di Indonesia, tinggal daftar ulang dan dia akan menjadi mahasiswa. Kepada sang ibu ia berjanji akan mencari beasiswa agar tidak memberatkan beban keluarga.⠀
⠀
Jauh diujung telepon, ibu pemuda itu mendengarkan sambil menangis dalam diam. Tak tega rasanya meminta sang anak pulang, anak yang paling penurut, yang tak pernah menuntut apapun sampai dewasa.⠀
⠀
Tapi rasanya tak mungkin untuk membiayai kuliah di jogja. Wanita itu mungkin mampu membayar biaya SPP, tapi sang anak juga butuh kamar kost, makan, buku, komputer dan biaya lain-lain. Sementara masih ada tiga anak lagi di rumah yang butuh biaya sekolah. Waktu itu usaha suaminya masih belum stabil.⠀
⠀
Maka dengan mata basah dan suara lemah ia berkata "pulanglah le, kuliah saja disini. Ibu sudah rindu padamu".⠀
⠀
Pemuda itu terdiam sesaat, tak selang beberapa detik tanpa tapi ia menyetujui titah ibunda. "Iya bu. Aku akan pulang dan kuliah disana".⠀
⠀
Pemuda kurus itu meninggalkan Jogja dan meletakkan semua asa yang sudah digenggaman dengan keyakinan penuh bahwa patuh pada Ibunda adalah bakti tertinggi seorang anak dan Allahlah yang akan menjamin masa depannya.
⠀
Pulang artinya semua perguruan tinggi negeri sudah tutup. Swasta adalah satu-satunya pilihan dengan jurusan yang biayanya paling murah. Yang penting kuliah, itu saja yang ada dalam benaknya.⠀
⠀
Bertahun kemudian hidup pemuda ini sungguh ajaib. Ketika ia belum lulus kuliah, sebuah perusahaan listrik nasional sudah merekrutnya. Karirnya bagus, kehidupannya bahagia. Sebuah pencapaian yang ia yakini berawal dari ridho ibunya.⠀
⠀
Bukankah ridho Allah terletak pada ridho orang tua dan murka Allah berdasar kemurkaan orangtua??
![]() |
pic taken from google |
⠀
Komentar
Posting Komentar