"Jadi Siswa Cupu, No Way!!"
Menjadi pengurus OSIS merupakan dambaan banyak siswa. Mereka berebut untuk mengikuti seleksi calon peserta LDKS. Pernah suatu ketika saya iseng bertanya pada para kandidat ketua OSIS menjelang kampanye pemilihan umum berlangsung, tentang motivasi mereka masuk bursa calon ketua OSIS. Kompak mereka menjawab sambil tertawa-tawa, "menambah tingkat ke-kerenan sampai 50 persen, bu". Haha....
Tentu saja itu hanya becanda, menjadi keren hanya salah satu efek saja. Banyak pelajaran yang tak diajarkan di kelas akan diperoleh dalam organisasi. Jika mau disadari, sesungguhnya berorganisasi merupakan kawah candradimuka yang menggodog anggotanya untuk menjadi pribadi yang kuat, tekun, ikhlas dan kreatif.
Namun sayangnya, masih ada orang tua yang kurang mendukung terhadap minat mereka dengan berbagai pertimbangan. Beberapa tahun lalu, pernah saat akan mengadakan kaderisasi pengurus OSIS seorang calon peserta menemui saya untuk mengundurkan diri. Dilarang oleh Ibunya karena khawatir fokus belajar akan terganggu jika dia aktif menjadi pengurus OSIS.
Berorganisasi memang membutuhkan energi ekstra, minat dan keikhlasan. Ketika memutuskan untuk menjadi aktvis berarti yang bersangkutan rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran. Merencanakan strategi organisasi, merancang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, menjadi pelaksana teknis suatu acara, mengevaluasi hal-hal yang sudah terlaksana. Yang semua itu membutuhkan managemen waktu dan kedisiplinan.
Belum lagi masalah relasi antar personil. Terjadi salah paham, beda pendapat dan banyak hal lain yang berpotensi memantik konflik. Yang semua itu membutuhkan keluasan hati, kejernihan pikiran dan kecerdasan managemen konflik.
Pintar itu penting, nilai ijazah yang bagus juga harus diupayakan. Akan tetapi kecerdasan sosial juga tak boleh disepelkan. Kelak didunia kerja tak cukup nilai ijazah yang bagus, namun juga dibutuhkan kreatifitas, ketangguhan, ketahanan kerja, kecerdasan personal, relationship, managerial yang semua itu bisa mulai dilatih sejak dini diantaranya aktif dalam kegiatan organisasi siswa intra sekolah atau yang sejenisnya.
Jangan mau jadi siswa cupu, yang hanya pintar menjawab soal ujian tapi gagap dalam pergaulan. Belajar berorganisasi itu penting untuk menempa diri menjadi pribadi tangguh yang membawa perubahan bagi sekitar.
Bukankah Khoirun Naas Anfa'uhum Lin Naas?
Komentar
Posting Komentar