"Mencari Arti Namaku"


Saya kadang merasa kasihan dengan murid-murid kelas 9. Mereka harus menghadapi rangkaian ujian yang seperti ular naga panjangnya bukan kepalang.

Minggu ini mereka free, tidak ada ujian yang harus ditempuh. Minggu depan on fire lagi, penilaian akhir tahun. Maka dari itu di mata pelajaran lain mereka masih harus mengejar materi yang belum tuntas, atau mengerjakan latihan soal. Serius sampai jam pelajaran habis.

Guru kelas sembilan tak kalah lelahnya. Materi harus tuntas, tapi waktu seperti berlari kencang. Padahal tingkat pemahaman 38 anak dalam satu kelas yang diampu tak sama. Ada yang melesat secepat kilat, ada yang harus diulang berkali-kali baru paham, ada yang no komen karena sama sekali nggak nyantol.

Rasa-rasanya anak kelas sembilan seperti gelas kristal didalam lemari kaca. Tidak boleh disenggol. Mereka harus fokus fokus trulala.

Ah, sedih rasanya melihat ujian diposisikan sebagai peristiwa yang mengerikan. Menurut saya preparation harus, ini penting dan utama. Tapi jangan tegang, musti tetap rileks.

Pelajaran yang saya ampu -bimbingan dan konseling- tidak termasuk mapel yang diujikan. Ini kesempatan saya untuk mengajak mereka bersenang-senang selama dua jam pelajaran.

Seperti pagi tadi, saya mengajar jam pertama di kelas sembilan. Saat saya masuk mereka terburu-buru menghabiskan sarapan, sebab datang di sekolah jam 6 pagi untuk bimbingan belajar sampai jam 7.

"Belum sarapan ya?" tanya saya,
"beluum buuu" kompak mereka menjawab.

"Sepuluh menit cukup ya untuk sarapan", saya beri mereka waktu untuk menyelesaikan makan pagi yang tertunda. Perut juga punya hak untuk diisi.

Pagi itu saya awali dengan menyuruh anak-anak menuliskan nama panggilannya di buku masing-masing menggunakan huruf balok besar-besar.

"Saya yakin kalian adalah anak-anak yang kreatif dan inovatif. Sekarang kita anggap nama yang kita miliki adalah sebuah singkatan. Nah saya minta kalian membuat kepanjangan dari nama itu. Misalkan nama saya OVI, kepanjangannya Orang Visioner Inspiratif", mereka bersorak dikata terakhir yang saya ucapkan. Kelas menjadi riuh.

"Lima belas menit ya" lanjut saya.

Lalu keheningan menyelimuti kelas. Mereka mulai berpikir mencari kepanjangan dari namanya. Dalam permainan ini harapan saya anak-anak mengasah diri berpikir kreatif. Dan ternyata benar, mereka sungguh kreatif.

Ada ARIF yang membuat kepanjangan, Anak Rajin Inspiratif Fantastis. MUJIANTO, Manusia Unik JIAN Tetap Optimis. ALVI, Ayu Luwes Visioner Imut-imut. OGI, Orang Ganteng Inspiratif dan masih banyak lagi. Semuanya bagus-bagus dan keren.

Teman-temannya bersorak setiap satu anak membacakan hasil kreatifitasnya. Ada yang sangat percaya diri membacakan hasil karyanya dengan suara lantang, ada juga yang malu-malu. Kelas menjadi hidup. Santai, tapi proses berpikir kreatif tetap terjadi.

Permainan saya akhiri dengan menggali perasaan mereka setelah mengikuti kegiatan ini dan memotivasi untuk terus kreatif serta tidak malas belajar.

Alhamdulillah hari ini saya lihat mereka happy dan fresh.
Selamat menempuh ujian dengan bahagia nak....

Catatan : "JIAN" adalah ungkapan yang sering diucapkan orang Kediri - Jatim, untuk menggambarkan sesuatu yang luar biasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

~HUJAN~⠀

“AKU INGIN TERUS SEKOLAH, BU..”

“BOLEHKAH AKU IKUT BELAJAR?”