"Buah cempedak buah nangka
Bila dimakan legit rasanya
Siapa ingin masuk ke surga
Hendaklah sholat slalu dijaga"
Sudah lama saya penasaran dengan buah ini. Dulu teman saya dari Borneo bilang kalau cempedak adalah nangka hutan. Disana banyak, tapi saya belum sekalipun melihat langsung bentuknya. Tadi sore, seorang sahabat baik mengirimi buah cempedak. Alhamdulillah setelah bertahun-tahun penasaran akhirnya terjawab sudah what is cempedak. Hehe..
Sekilas mirip nangka, tapi aromanya beda. Aroma cempedak lebih menyengat dan tajam mirip bau durian. Jadi apa sebenarnya si cempedak ini? Dia nangka apa duren?
Dari berbagai sumber yang saya baca, buah ini berasal dari semenanjung Malaya, dan tersebar mulai dari wilayah Tenasserim di Burma, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia cempedak banyak ditemui di pulau Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua.
Nangka dan cempedak sama-sama berada dalam famili Moraceae di genus Artocarpus. Pantas saja bentuknya mirip. Bulat lonjong, hijau kekuningan dan berduri. Sebenarnya kalau diperhatikan lebih dekat, duri pada kukit cempedak lebih tumpul dibanding nangka. Saat dibelah si cempedak tidak berdami seperti nangka. Tekstur buahnya juga lebih lembut mirip durian tidak tebal dan renyah seperti nangka.
Buah Cempedak mengandung banyak nutrisi seperti mengandung vitamin A, Vitamin C, Enzim, Bioflavanoid dan Ascobic Acid. Kandungan nutrisi ini bagus bagi tubuh.
Di Banjar Kalimantan sana, cempedak tidak hanya dinikmati buahnya yang legit. Kulit cempedak diolah menjadi lauk yang disebut Mandai. Mandai dibuat dengan cara mengupas kulit buah sampai terlihat putih kemudian direndam dengan air garam untuk mengawetkan dan melunakkan teksturnya. Rendaman dapat dilakukan selama beberapa jam bahkan hingga sebulan. Mandai biasanya dikonsumsi dengan cara menggorengnya hingga kecoklatan.
Wah kelihatannya lezat ya...
Semoga suatu hari saya bisa menikmati lezatnya mandai asli Banjar.