~ Berlari atau Tertinggal ~
Liburan perdana setelah mondok, Zaki, keponakan saya yang tadinya gendut menjadi langsing. Berat badannya turun drastis.
"Langsingan le" tanya saya menunjuk perutnya yang rata.
"Iya tante, lumayan diet alami. Gimana gak langsing orang tiap saat lari" katanya sambil tertawa.
Saya jadi ingat saat mondok dulu.
Lari memang cara paling efisien bagi santri agar tidak terlambat mengikuti kegiatan Pesantren yang padat. Pulang subuhan di masjid, lari supaya dapat antrian kamar mandi. Selesai mandi, lari ke dapur umum untuk antri makan. Pulang sekolah, berganti mukena lalu lari ke masjid supaya dapat shaf depan. Masya allah.
Para santri itu bahagia menjalaninya. Tidak nelongso, tidak mengeluh. Allah cabut rasa lelah pada diri mereka, yang ada hanya tawa ceria. Jikapun mereka pernah menangis itu bukan tangis kelelahan melainkan tangis rindu pada orangtua. Wajar. Sejatinya mereka bahagia menjalani kehidupan di Pesantren.
Pendidikan Pesantren mengajarkan seorang santri untuk produktif dalam keterbatasan. Letak asrama yang jauh dari kelas, atau kelas yang jauh dari masjid tidak menghalangi mereka berkegiatan tepat waktu.
Tak ada sepeda bagi santri, apalagi motor. Mereka hanya punya sepasang kaki yang kuat untuk diandalkan. Kaki-kaki itulah yang membawa mereka ke masjid, ke sekolah, ke kantin, ke asrama bahkan keliling kota untuk berburu makanan enak saat ijin keluar pesantren di hari Jumat pekan tertentu.
Waktu bagi santri seperti pedang, jika tidak lihai mengendalikan maka pedang itu akan melukai si empunya. "Al waqtu kas saif illam taqtha'hu qatha'ka" pepatah arab ini diyakini para santri bahwa managemen waktu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebab waktu tidak berjalan mundur, tak bisa diputar.
Maka memanfaatkan waktu dengan baik adalah satu-satunya cara supaya seseorang bisa menikmati hidup dan tak merugi.
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar berada dalam kerugian, Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran” (Al ‘Ashr: 1-3)".
Komentar
Posting Komentar