Filosofi Batik
Menggambar memang hobi bunda le, tapi menemanimu melukis batik rasanya bunda tak sanggup jika harus menyelesaikannya dalam satu malam.
Melukis batik mungkin tak sesulit membatik yang sesungguhnya -diatas kain menggunakan canting dan lilin- tapi keduanya membutuhkan ketelatenan yang sama. Kau harus teliti dan hati-hati menggoreskan pensil warna dalam setiap lekuknya agar lukisan batikmu indah dipandang.
Gurumu, mungkin ingin mengirimkan pesan agar kau belajar bersabar melukis batik. Kau tahu le, dari referensi yang Bunda baca konon kesenian batik merupakan salah satu kebudayaan kerajaan Indonesia. Awalnya kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja serta para pembesar istana. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada zaman kasunana Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Batik itu le, bukan sekedar seni melukis diatas kain yang prosesnya sangat panjang serta membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Motif batik memiliki makna yang amat mendalam, mencerminkan filosofi hidup masyarakat tempat ia tercipta (Titania Febrianti/National Geographic Indonesia).
Kita patut berbangga hati Le, bahwa tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah Indonesia pun meneguhkan tanggal ini sebagai Hari Batik Nasional. Setiap menjelang hari kebangkitan Nasional 20 Mei, biasanya Pemerintah mengeluarkan edaran pekan swadesi. Dimana Ayah, Bunda, Bapak dan Ibu Gurumu serta seluruh abdi negara se Indonesia mengenakan pakaian batik sebagai seragam kerja kami selama seminggu.
Keren kan le...
Indonesia itu kaya le, banyak sekali ragam budaya yang kita miliki termasuk motif batik dan filosofinya. Hampir semua daerah di Indonesia punya motif batik dengan ciri khasnya masing-masing yang menambah ragam kekayaan budaya Indonesia. Yang terkenal itu diantaraya motif, kawung, parang, sido mukti, sudagaran, nitik dan banyak lagi yang masing-masing mengandung filosofi kehidupan yang bisa kita jadikan pelajaran.
Yang kau gambar ini namanya motif parang le, parang rusak. Motif batik parang dikenal familiar sebagai pola pedang atau keris oleh orang luar. Motif parang sendiri banyak jenisnya. Ada parang rusak seperti gambarmu itu, parang barong, parang klitik, parang kusumo, parang tuding, parang curigo, parang centung dan parang pamor. Masing-masing punya filosofi yang bagus.
Parang Rusak. Motif ini merupakan motif batik yang diciptakan Penembahan Senopati saat bertapa di pantai selatan. Motif batik ini terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai. Motif ini melambangkan manusia yang melawan kejahatan nafsunya dengan mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka menjadi bijaksana, memiliki watak mulia adalah karakter yang akan menang.

Parang Barong. Motif ini merupakan motif yang mempunyai ukuran yang lebih besar dari parang rusak, yang diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma.. Motif ini memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak

Parang Klitik. Motif ini merupakan pola parang dengan stilasi yang halus ukurannya pun lebih kecil dan juga menggambarkan citra feminim, Motif ini melambangkan kelemah-lembutan, perilaku halus dan bijaksana. Biasanya digunakan oleh para puteri raja

Parang Soblong. Motif ini melambangkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran, dan biasanya digunakan dalam upacara pelantikan. Motif ini mempunyai makna harapan agar pemimpin yang dilantik dapat mengemban dan menjalankan tugasnya dengan amanah disertai kebijaksanaan dalam diri.

Parang kusumo. Motif ini berasal dari dua suku kata yakni Parang yang berarti lereng, dan kusumo yang berarti bunga atau kembang. Pada jaman dulu motif batik Parang Kusumo hanya boleh dikenakan oleh kalangan keturunan Raja bila berada didalam kraton. Pada era sekarang kain batik motif parang kusumo digunakan pada saat tukar cincin. Makna yang terkandung dalam motif ini adalah bahwasanya hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin sebagaimana wangi harumnya bunga. Bagi orang Jawa keharuman yang dimaksud adalah keharuman batin dan perilaku, keharuman pribadi, taat pada norma-norma yang berlaku dan bisa membawa diri agar dapat terhindar dari berbagai bencana.
Le, belajar kehidupan itu bisa dari mana saja, bahkan dari selembar kain batik pun kita bisa mengambil filosofi kebaikan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk IQRA’ yang artinya bacalah? Perintah iqra'tak sekedar kau pandai mengeja abecede atau kau fasih mengucapkan abatatsa, tapi lebih dari itu jangan pernah berhenti belajar terutama belajar memahami kehidupan agar hadirmu senantiasa bermakna bagi semesta.
Rejomulyo, 12 September 2017
Referensi :
http://wahyuaremafc.blogspot.co.id/batikindonesia
http://www.kemejingnet.com/2016/06/15-jenis-nama-motif-batik-tradisional.html
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/10/menyesapi-filosofi-batik-nusantara
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Selamat belajar...
Thanks for sharing.. Butuh bahan kain mori berkualitas dengan harga murah untuk membuat batik tulis?.. Kunjungi toko kain online kami dan dapatkan penawaran menarik lainnya.. Regards : Fitinline..
BalasHapus