DECOUPAGE, TAK SEKEDAR POTONG DAN TEMPEL




Bagaimana pengucapannya???
Dekopash? atau Dekopeg?

Entahlah, tapi saya lebih suka mengucapkan seperti yang pertama. Rujukannya tutorial di channel-channel www.youtube.com tentang seni yang lagi hits di Indonesia ini. Youtubersnya mbak-mbak berambut pirang berhidung mancung dan berkulit putih hehehe...

Decoupage itu asal katanya dari bahasa Perancis découper yang artinya memotong. Terjemahan bebasnya seni memotong dan menempel sebuah gambar pada objek tertentu yang dilapisi dengan vernish sehingga terlihat seolah-olah dilukis. Seni ini masih terus berevolusi dengan berbagai gaya baru. Asal usul warna dan beragam teknik membuat seni ini tak terbatas dan menawarkan ruang lingkup luas untuk kreativitas.




Kita dapat menggunakan bahan apa saja untuk decoupage. Misalnya buku bekas, majalah, kertas kado, potongan kain tipis, rice paper dan sebagainya. Tidak harus menggunakan napkin/tissu khusus untuk decoupage.Secara umum semakin lembut dan fleksibel bahannya akan semakin bagus hasilnya juga lebih mudah diaplikasikan pada media yang tidak rata. Oh ya... jangan menggunakan gambar yang di print karena warnanya akan luntur. Demikian juga media yang akan didecoupage. Decoupage adalah cara menyenangkan dan mudah untuk mendekorasi objek apa saja diantaranya :

* furniture
* keramik / porselen
* kayu atau bambu
* plastik
* botol beling
* kain
* pandan


tin kerupuk by Novie Anggriani







Apa saja alat dan bahan untuk decoupage. Ini dia bahan utama yang kita butuhkan untuk semua media :
medianya
napkin / tissue eropa / potongan gambar
lem (memyesuaikan medianya)
vernish / pilox clear
kuas nilon
sea spon / spon biasa
hair dryer sbg alat bantu untuk mempercepat proses pengeringan
aksesoris tambahan (pita, renda, tali goni, bunga artifisial dll)

jika menggunakan media kayu dan botol plastik/ beling tambahan bahannya :
cat putih / gesso sbg cat dasar
cat warna2 pastel

Bahan-bahan dan alat serta media decoupage saat ini sudah banyak dijual di Indonesia baik secara online maupun offline. Di malang misalnya ada TOBU Shop di Matos atau di Grand City Surabaya juga ada toko craft yang menyediakan bahan decoupage.

Bagaimana langkah2 decoupage pada media kayu atau plastik/ beling?
  1. beri cat dasar pada media (putih atau warna2 pastel. Yg penting bukan warna gelap) 
  2. keringkan 
  3. potong napkin pada gambar yg ingin ditempelkan. Lepaskan 2 lapisan dibawahnya. Yg dipakai adalah lapisan paling atas saja 
  4. usapkan lem secara merata pada media. Jangan terlalu banyak ataupun sedikit 
  5. tempelkan gambar secara perlahan. Pastikan tidak ada udara yg terperangkap. Bisa dibantu dengan spon. 
  6. Setelah gambar tertempel sempurna usapkan lagi lem diatasnya secara searah. 
  7. keringkan dengan bantuan hair dryer
  8. tambahkan cat (jika dirasa perlu) usapkan vernish atau semprot dg pilox clear 
  9. tambahkan aksesoris 
  10. siap dipajang 

Bagaimana langkah decoupage pada media pandan, kain maupun keramik/porselen?
  1. potong napkin pada gambar yg ingin ditempelkan. Lepaskan 2 lapisan dibawahnya. Yg dipakai adalah lapisan paling atas saja 
  2. usapkan lem secara merata pada media. Jangan terlalu banyak ataupun sedikit 
  3. tempelkan gambar secara perlahan. Pastikan tidak ada udara yg terperangkap. Bisa dibantu dengan spon. 
  4. setelah gambar tertempel sempurna usapkan lagi lem diatasnya secara searah. 
  5. keringkan dengan bantuan hair dryer 
  6. tambahkan cat (jika dirasa perlu) 
  7. usapkan vernish atau semprot dg pilox clear 
  8. tambahkan aksesoris 



ini diaaa... penampakan alat dan bahannyaa
Banyak manfaat yang kita dapatkan dengan mempelajari seni decoupage ini. Diantaranya : mengasah kreatifitas, kepekaan dan ketelatenan. Juga mendukung program GO GREEN dan cinta lingkungan loo, karena kita bisa menyulap barang lama yang sudah tidak bernilai ekonomi (yang jika dibuang bisa mencemari lingkungan) menjadi sesuatu yang bernilai seni tinggi dan bermanfaat (Upcycling). 

Prinsip efisien dan penghematan (tidak boros) bahkan bisa kita jadikan sebagai sumber penghasilan. 

Yuk sekarang coba kita hitung berapa keuntungan dari sebuah cluth pandan yang sudah didecoupage...


cluth anggrek by Novie Anggriani


Alat :
* kuas nilon : 6.000

Bahan habis pakai (M) :
* cluth : 40.000
* lem dan vernish (bisa dipakai unt bbrp kali) asumsi sekali pakai : 3.000
* napkin : 12.000

TOTAL (M) : 55.000

Rumus minimal untuk menetapkan harga jual hasil craft adalah = M x 2
Jadi, sebuah cluth pandan bisa kita jual paling murah seharga 110.000

Kita bisa menjual lebih mahal dari harga itu sebab produk craft merupakan produk handmade yang eksklusif dan tidak diproduksi massal.

One product one person

Selamat berkreasi...
Semangat berwirausaha....


Sumber bacaan :
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/16/11/22/oh0xxq384-ini-dia-sejarah-panjang-seni-decoupage
https://id.wikihow.com/Membuat-Kerajinan-%22Decoupage%22

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

~HUJAN~⠀

Gambar
Hujan adalah rahmat, menikmati suara hujan seindah musik yang menenangkan. Mencintai rintiknya seperti berada dalam labirin damai yang membuat kita enggan beranjak.⠀ ⠀ Suamiku adalah penikmat hujan dan aku mencintai rinainya. Bau tanah basah setelah hujan terasa segar melonggarkan paru-paru. Maka, Ketika banyak orangtua menyimpan anaknya dan mengunci rapat pintu rumah saat hujan turun, tidak dengan kami.⠀ ⠀ Hujan deras dan anak-anak sehat, itulah waktu yang tepat untuk bersenang-senang bersama mereka. Bermain air, bersepeda, berkejaran dibawah derasnya air langit. ⠀ ⠀ Dulu, saat anak-anak bermain hujan seperti itu orang yang lewat didepan rumah meneriaki mereka agar segera berteduh dan berganti baju. Anak-anak akan membalas dengan senyuman dan kalimat yang diajarkan ayahnya, "inggih pakde/budhe, maturnuwun. Insya allah mboten nopo-nopo" (iya pakde/budhe, terima kasih. Insya Allah tidak apa-apa)⠀ ⠀ Terimakasih telah mengkhawatirkan kami. Tapi sungguh anak-anak baik-...
Baca selengkapnya

“AKU INGIN TERUS SEKOLAH, BU..”

“Buu…pinjam pel-pelan  boleh?? Ada yang ngompol” Tiga anak kelas 7E berlarian menuju ruang BK meminjam alat pel. Saya yang sedang fokus entry data sosiometri menjadi terkejut dengan kedatangan anak-anak itu.  What??  Apa tadi, ngompol??  Apa aku salah dengar, batin saya. “Eh, ngompol? Ada yang ngompol apa becanda nih kalian?” saya memastikan pendengaran saya masih normal. “Beneran buu, ngompol. Pesing bangeett…” kata Tika satu diantara tiga anak yang paling centil sambil mengibas-ngibaskan tangan didepan hidung. “Yo wis, sana bawa alat pelnya. Jangan lupa dicuci sampe bersih ya”, mereka langsung mengambil alat pel dan berlari ke kelasnya. Saya jadi penasaran, siapa yang mengompol. Tujuh tahun menjadi Guru SMP baru kali ini ada murid yang ngompol. Ah jadi penasaran, saya tutup laptop lalu berjalan ke 7E, kelas yang berisi anak-anak super heboh. Saat tiba disana, wali kelasnya sibuk mengistruksikan ini dan itu. Bangku-bangku depan sudah berpindah posisi, mepet-mep...
Baca selengkapnya

“BOLEHKAH AKU IKUT BELAJAR?”

Aku pernah menjadi Guru les anak SD saat mengikuti suami yang bertugas di sebuah desa kecil di selatan Malang. Sering ditinggal karena dia harus menyelesaikan kuliah pasca sarjana disela-sela waktunya bekerja. Untuk membunuh sepi, setiap sore ada sepasang kakak beradik yang datang kerumah, mereka masih kerabat suami. Dua anak ini bernama Ima dan Lana, kelas 1 dan 5 SD. Kami bercerita dan menyanyi bersama, tak jarang sambil belajar dan mengerjakan PR sampai malam.  Jam 3 sore biasanya bayi Fikri sudah mandi dan duduk manis di baby walker menunggu Ima dan Lana datang. Sambil menunggu dua anak itu, aku menyelesaikan pekerjaan rumah yang masih tertunda. Ruang tamu dan ruang tengah rumah kami hanya disekat dengan selembar kain. Dari balik tirai kudengar Fikri tertawa-tawa, padahal belum terdengar suara Ima dan Lana. Biasanya dua anak itu datang dengan penuh keributan.  Kusibak tirai, seorang anak laki-laki sedang duduk melantai didekat pintu, becanda dengan Fikri. Aku sering melih...
Baca selengkapnya