*Menang Sebelum Bertanding*



Oleh: *Muhammad Syukri*
@doktersyukrisyayma 

Namanya Fikri. Umurnya belum genap 14 tahun. Perawakannya sedang, kulitnya kecoklatan. Tak banyak yang berbeda dari remaja seusianya, kecuali ukuran kacamata yang dia pakai: Minus 6. Untuk anak usia 13 tahun, ukuran sebesar itu tentu tidak bisa dibilang biasa saja.

Di Madrasah Tsanawiyah, Fikri punya seorang sahabat. Dani Wahyu namanya. Mereka dipertemukan karena hobi yang sama: ROBOTIK.

Sebulan yg lalu, Fikri-Dani berangkat mewakili sekolahnya dalam sebuah ajang lomba robot di Kota Malang. Lomba ini cukup seru. Dihadiri 80-an peserta dari seluruh Indonesia dengan total 6 babak secara keseluruhan: 32 besar, 16 besar, 8 besar, 4 besar, babak final, dan terakhir, babak perebutan tempat ketiga.

Masing2 peserta membawa robot sendiri dari rumah. Robot2 ini lantas beradu cepat diatas sebuah lintasan yg disediakan. Berhubung ada banyak babak yg harus dilewati, maka daya tahan robot2 itu benar-benar sangat diuji.

Robot yg melaju kencang di babak pertama, tak menjamin kedigdayaannya saat masuk ke babak berikutnya. Masalah bisa muncul kapan saja. Mulai dari partisi yg tiba2 kendor hingga tidak bekerjanya alat sensor siap mengintai kapan saja.

Sejauh ini, robot Fikri dan Dani terus melaju kencang. Babak 32 hingga 4 besar berhasil mereka selesaikan dengan cemerlang. Namun sayang, di babak 4 besar robot mereka gagal menjadi satu diantara 2 yang tercepat. Maka Fikri dan Dani harus kembali beradu untuk memperebutkan juara ketiga. Kalau disini mereka gagal, mereka harus puas pulang tanpa piala, dan tanpa gelar juara.

Di perebutan juara ketiga, mereka bertemu dengan kontingen dari lamongan. Robot dari lamongan ini adalah primadona sejak awal pertandingan.

Kata fikri, "Robot mereka kenceng banget, om. Sejak babak penyisihan tadi, selisih waktunya cukup jauh mengungguli kami. Diatas kertas, robot kami pasti akan kalah."

Fikri-Dani tidak sedang menyerah. Hanya mencoba untuk lebih realistis. Andai memang harus pulang dengan tangan kosong, setidaknya mereka pernah mencoba untuk bertahan pada titik dimana mereka pantas untuk mundur.

Perebutan juara ketiga segera dimulai. Fikri-Dani menata konsentrasi. Tinggal hitungan detik untuk merapat ke lintasan lomba. Kontingen lawan nampak maju lebih dulu. Namun tidak membawa robot, dan bukan ke lintasan.

Ada apa?

Mereka terlihat menemui panitia, bernegosiasi sejenak, dan akhirnya panitia mengumumkan ini: Ada sedikit masalah di robot lawan. Mereka meminta tambahan waktu untuk memperbaiki kerusakan. 20 menit.

Panitia memberikan tambahan waktu 20 menit.

Di detik2 paling krusial malam itu, Fikri teringat kejadian pagi harinya. Sesaat sebelum mereka berangkat ke medan laga. Saat itu sang Ayah memberi instruksi sederhana,

"Kak, sedekah dulu sebelum berangkat. Bilang sama Allah, biar Allah nemenin kamu selama lomba. Menang-kalahnya kamu bukan tergantung pesaingmu, bukan pula di tangan dewan juri. Menang-kalahmu ada di tangan Allah."
Fikir mengangguk. Dia sisihkan uang di dompetnya. 150 ribu. Begitu pula Dani. Mereka berdua sedekah. Tanpa mengharap kemenangan dari sedekah itu. Hanya mengharap Allah menemani mereka sepanjang perlombaan.

Dan malam itu benar2 menjadi bukti bahwa selama kita memilih Allah sebagai teman perjalanan, Allah tak akan mungkin membiarkan kita berjuang sendirian.

Waktu berjalan seolah tanpa beban. Kini 15 menit telah berlalu. Nampak tim lawan bergerombol, membentuk lingkaran besar. Mereka saling memberi semangat. Meyakinkan bahwa robot primadona itu masih bisa diandalkan untuk merebut 1 piala yg tersisa.

Sedangkan Fikri-Dani, mereka hanya berdua di sudut arena. Tak ada supporter yg bersorak menyemangati, tak ada crew yg bisa diajak diskusi. Cengar cengir saja mereka berdua. Mirip bocah ilang yg sedang menunggu datangnya tumpangan.

Namun justru disinilah keyakinan mereka benar2 diuji. Bayangan nasehat sang ayah bahwa "kemenangan itu ada di sisi Allah. Bukan tergantung lawanmu, bukan pula tergantung dewan juri di depanmu", membuat Fikri mantap bahwa Allah tidak akan kemana2. Seberat apapun itu, Allah tak mungkin membiarkan dia berjuang sendirian.

Benar saja. Malam itu Allah benar2 hadir di tengah2 mereka.

Lima menit berlalu. Artinya genap sudah 20 menit. Satu perwakilan tim lawan mendatangi panitia. Kerusakan yg terjadi ternyata jauh lebih rumit dari yg dibayangkan. Robot primadona yg sejak awal selalu lebih cepat dibanding robot milik Fikri-Dani ini, yang diatas kertas akan menjadi juara ketiga ini, terpaksa tidak bisa melanjutkan pertandingan. Robotnya tidak mau jalan. Maka diputuskan, malam itu Fikri-Dani berhak membawa pulang gelar Juara 3! Hebat!

Tapi bukan! Bukan karena keberhasilannya menjadi juara 3 itu lantas saya menulis kisah tentang mereka berdua. Itu memang pencapaian yg hebat, namun tidak seberapa.

Yang membuat mereka istimewa adalah, mereka sanggup mempersepsikan arti sebuah kemenangan itu dengan sangat sempurna: *Kemenangan itu ada di sisi Allah, maka mintalah kemenangan itu hanya kepada Allah.*

Mempersepsikan kemenangan dengan tepat, bahwa hanya Allah-lah yg akan menghadiahkan kemenangan, adalah sebuah bentuk paling sempurna dari sebuah kemenangan.

Bagaimana jika mereka tidak berhasil mendapatkan piala malam itu?

Betul. Mungkin mereka memang tidak berhasil memenangkan pertandingan, namun mereka telah berhasil memenangkan Allah di hati mereka. Dan memenangkan Allah di dalam hati, jauh lebih berharga dibanding memenangkan piala di depan mata.

Maka sebenarnya, sejak pertandingan belum dimulai pun, kedua remaja itu telah berhasil menjadi seorang pemenang!

Nb: {Tepat 4 hari yg lalu, Fikri dan Dani kembali mengikuti lomba robot di Depok, Jawa Barat. Dalam sebuah event yg lebih bergengsi, dengan tingkat kerumitan yg jauh lebih tinggi, serta hadiah yg jauh lebih besar. Dan di event itu, mereka berhasil menyabet Juara 1 dengan perolehan poin terbanyak dibanding peserta lain!}

Ajari anak2 kita mempersepsikan sebuah kemenangan, agar bahkan sebelum mulai bertanding pun, mereka telah berhasil menjadi seorang pemenang!

Komentar

  1. Anonim20.35

    The King Casino Online
    You can herzamanindir.com/ play at The King Casino with https://septcasino.com/review/merit-casino/ over 3,000 free spins, This casino game is the perfect casino-roll.com fit for both entertaining players and high-quality online casino งานออนไลน์ players. https://jancasino.com/review/merit-casino/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

~HUJAN~⠀

“AKU INGIN TERUS SEKOLAH, BU..”

“BOLEHKAH AKU IKUT BELAJAR?”